karena hidup adalah ….

Hidup itu….
seperti memasak, adakala masakan yang kita hasilkan justru setengah gagal atau total sempurna gagal, tapi bukankah justru membuat kita semakin penasaran untuk mengetahui apa faktor-faktor kesalahan yang telah kita lakukan sehingga membuat masakan tersebut terasa ciut nyali bagi kita untuk mencicipinya, kalau dibuang terasa sayang, apalagi jika bahan belanjaan yang kita gunakan adalah uang yang menjadi sisa-sisa perjuangan terakhir yang ada di dompet, niat hati untuk menghemat. Jika membeli nasi bungkus kan mahal sekali hihi. Tapi justru kegagalan yang kita peroleh. Lantas apa yang salah? bukankah sepenuh hati mematuhi perintah yang ada diresep, ah bisa saja kita lengah atau lupa dengan takaran waktu, ada syarat yang tak terpenuhi meskipun itu hal sepele tapi fatal akibatnya. Intinya ya intropeksi tdak mau mengulang kesalahan yang sama, dan yang menjadi pesan moral adalah ketika kita gagal lantas mencobanya kembali kita pasti telah belajar dari pengalaman yang telah lalu bahwa tak satupun kesalahan yang ingin kita ulangi bukan? Ada rasa puas saat kita berhasil membuat cita rasa masakan yang lezat di kesempatan kedua, dan yang pasti sebuah kesalahan yang prnah kita lakukan cenderung akan selalu terpatri di hati. Bukankah sama kala kita belajar di waktu sekolah, ketika kita berbuat kesalahan tak mampu menjawab soal di papan tulis pastinya rasa malu menyergap, tapi percaya atau tidak semua generasi mengakui justru pelajaran dan perbaikan dari guru pada saat itu justru lebih abadi terekam diingatan kita. believe or not it’s up to you!

(sampai jumpa di ceritaku selanjutnya)